Langsung ke konten utama

coretan dari palatum

Tepatnya, tanggal 7 Agustus 2017

kami memasuki tempat baru,tempat dimana kami memilihnya sebagai tempat berposes,sebagai tempat kami menaiki tangga tertinggi pendidikan.Ya, dari siswa menjadi mahasiswa.Seperti halnya tamu,kami disambut oleh Sang Tuan Rumah.Senang sudah pasti,tapi apakah cukup?
jawabannya sangat jelas, tidak.

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Maka dari itu,Sang Tuan Rumah mengenalkan kami akan tempat yang menjadi saksi akan 5,5 tahun perjalanan kami atau bahkan lebih ?
Dan kami tau Sang Tuan Rumah telah berusaha keras menyiapkan kedatangan kami.Tapi yang menjadi prtanyaan,apakah kami sudah siap disambut ?

Kertas-kertas,coretan-coretan dalam 100 kertas itu,atau bahkan lebih,menjadi saksi bahwa kami sedang berproses.Ya,itu semua berkat wadah dari Sang Tuan Rumah.Tapi sempatkah kami berpikir?
Bagaimana Sang Tuan Rumah mempersiapkan ini semua? Sempatkah kita berterima kasih?
jawabannya belum.

Maka dari itu kami,tamu yang baru saja hadir,tamu yang sudah kau bantu untuk berproses dan menghargai sesama,ingin memberikan sepenggal kata.Terimakasih untuk semua pembelajaran yang tidak dapat kami temukan dalam buku,tentang baagaimana arti kebersamaan yang membuat kami ingat bahwa kami tidak pernah sendiri,Dan terima kasih telah menyadarkan kami untuk tidak pernah menyerah pada keadaan,sebab Tuhan tak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan kami,Terimakasih juga untuk segala tawa,canda atau bahkan tangis yang pernah kita bagi bersama

Dan yang terahir untukmu,wahai Sang Tuan Rumah kalian masih tetap,dan akan selalu menjadi secuil kisah terbaik untuk dikenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

h o u r

    Awan mendung tiba menyelimuti kota Surabaya.Menyapa jutaan insan yang sedang terlelap.Mencipta nuansa sendu bagi mereka yang terjaga.Membuat prasangka negatif hadir menjadi teman bercengkrama.Entah kenapa seakan cuaca menyikapi fakta,Bahwa langit akan indah pada saat cerah.Pada saat pelangi menari menampakkan diri.Namun,ada kalanya langit hitam muram.Pusaran air bergelung di perut sang awan.Siap memberikan bingkisan istimewa berupa titik-titik hujan.   Beberapa kalimat yang tercorehkan diatas,aku baru saja mengingat bahwa dalam hidup tidak perlu berlari kencang jika memang tidak sanggup untuk kita lakukan.Namun juga tidak perlu berjalan terlalu cepat jika memang terlalu lelah,melangkahlah meski harus terlatih.Wajar saja jika merasa tak mampu,bukankah kewajiban kita adalah berusaha sekuat tenaga untuk kemudian berpasrah diri  pada-Nya? Lelah itu manusiawi,tapi ingat bahwa usaha yang kita perjuangkan untuk menuju ke tujuan kita jangan pernah berhenti dahulu di tengah.Sedih? itu